Jumat, 03 Mei 2013

Tanggung Jawab Serta Pengabdian Guru Terhadap Bangsa



Tanggung jawab menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung segala sesuatunya. Tanggung jawab timbul karena telah diterima wewenang. Orang yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung semua resiko atas segala hal yang menjadi tanggung jawabnya.
Wujud tanggung jawab juga dapat berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan manusia itu sendiri. Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran, pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang atau satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengertian menurut UU RI No.14 Tahun 2005 (Undang-Undang Tentang Guru dan Dosen) guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Guru adalah profesi yang mempersiapkan sumber daya manusia(SDM) untuk menyongsong pembangunan bangsa dalam mengisi kemerdekaan. Guru dengan segala kemampuannya dan daya upayanya mempersiapkan pembelajaran bagi peserta didiknya. Sehingga tidak salah jika kita menempatkan guru sebagai salah satu kunci pembangunan bangsa menjadi bangsa yang maju dimasa yang akan datang. Dapat dibayangkan jika guru tidak menempatkan fungsi sebagaimana mestinya, bangsa dan negara ini akan tertinggal dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian waktu tidak terbendung lagi perkembangannya.
Bangsa yang berkualitas adalah bangsa yang maju pendidikannya. Karena pendidikan adalah penentu sebuah bangsa menjadi berkembang dan berkualitas. Kiranya komitmen dan cara pandang seperti inilah yang seharusnya dimiliki dan tertanam dalam pikiran semua orang dalam bangsa. Karena pendidikan merupakan sesuatu yang sangat vital bagi pembentukan karakter sebuah peradapan dan kemajuan yang mengiringnya.
Guru mempunyai tanggung jawab menyusun strategi pembelajaran yang menarik dan yang disenangi siswa, yakni rencana yang cermat agar peserta didik dapat belajar, butuh belajar, terdorong belajar, mau belajar, dan tertarik untuk terus menerus mempelajari pelajaran.
“Pendidikan bukanlah segala-galanya, namun segala-galanya berawal dari pendidikan” pernah saya dengar peribahasa seperti itu. Di dalam sebuah jejaring sistem pendidikan yang begitu kompleks, guru berperan sangat sentral di sana. Kualitas seorang guru adalah dengan bagaimana ia mengabdi, bagaimana cara ia mencintai profesinya. Ketika ia mencintai profesinya maka pengabdiannya akan seluruhnya diberikan pada siswa-siswanya, akan dilakukan yang terbaik yang mampu dilakukan oleh guru tersebut.
Pada hakekatnya pendidikan dalam konteks pembangunan nasional mempunyai tiga fungsi, yaitu sebagai pemersatu bangsa, penyaman dan pemberian kesempatan, dan pengembangan potensi diri. Pendidikan diharapkan dapat mempererat keutuhan bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), memberi kesempatan yang sama bagi setiap warga negara untuk berpartisipasi dan mengebangkan potensinya.
Seperti contoh gambar diatas dapat di deskripsikan bahwa gutu tersebut tak mengenal lelah dan tempat, guru mengabdi dengan tulus mencerdaskan anak bangsa bukan karena tempat dimana beliau bertugas, tetapi memang karena pengabdian yang tulus untuk mencerdaskan para penerus bangsa.
Mereka memang pahlawan tanpa tanda jasa yang benar-benar terus berjuang untuk negeri ini. Kesediaan seorang guru ditempatkan dipelosok terpencil ataupun di daerah transmigrasi adalah pengabdian yang juga menuntut pengorbanan. Dikatakan pengabdian karena ia mengajar disitu tanpa menerima gaji dari pemerintah, tanpa diurus oleh pihak berwenang usul pengangkatannya, ia hanya bertanggung jawab untuk kemajuan dan kecerdasan masyarakat atau bangsanya. Ia hanya menerima penghargaan dan belas kasihan dari masyarakat setempat. Pengorbanan yang ia berikan berupa tenaga, pikiran, waktu untuk kepentingan anak didiknya.
Tanggung jawab guru yang terpenting adalah merencanakan dan menuntut murid-murid melakukan kegiatan-kegiatan belajar untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang diinginkan serta membina kurikulum sekolah. Selain itu tanggung jawab seorang guru juga dengan membina siswa agar menjadi manusia berwatak (berkarakter), yang sudah pasti bukan pekerjaan yang mudah. Mengembangkan watak dan kepribadiannya para siswa, sehingga mereka memiliki kebiasaan, sikap, cita-cita, berpikir dan berbuat, berani dan bertanggung jawab, ramah dan mau bekerja sama, bertindak atas dasar nilai-nilai moral yang tinggi, semuanya menjadi tanggung jawab guru.
Dengan demikian tugas dan tanggungjawab guru tidak dapat dibatasi oleh ruang dan waktu. Dia tidak terikat oleh keterbatasan jam dan kelas untuk mendidik. Karena proses belajar tidak hanya dilakukan di sekolah namun dibutuhkan di lingkungan untuk membentuk karakter dan kepribadian siswa, atau sekurang-kurangnya dapat membentuk landasan yang berarti untuk bekal siswa selanjutnya.
Terima kasih untuk semua Guru, khususnya untuk para Guru yang telah berjuang didaerah-daerah yang terpencil, yang terus mengabdi dalam segala keterbatasan dan tidak pernah menyerah.

“Hiduplah untuk memberi sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya” (Pak Harfan, dalam film Laskar Pelangi)