Tanggung
jawab menurut kamus besar Bahasa Indonesia adalah keadaan wajib menanggung
segala sesuatunya. Tanggung jawab timbul karena telah diterima wewenang. Orang
yang bertanggung jawab adalah orang yang berani menanggung semua resiko atas
segala hal yang menjadi tanggung jawabnya.
Wujud tanggung jawab juga dapat
berupa pengabdian dan pengorbanan. Pengorbanan adalah perbuatan baik untuk kepentingan
manusia itu sendiri. Pengabdian adalah perbuatan baik yang berupa pikiran,
pendapat ataupun tenaga sebagai perwujudan kesetiaan, cinta, kasih sayang atau
satu ikatan dan semua itu dilakukan dengan ikhlas.
Pengertian
menurut UU RI No.14 Tahun 2005 (Undang-Undang Tentang Guru dan Dosen) guru
adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak
usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah.
Guru
adalah profesi yang mempersiapkan sumber daya manusia(SDM) untuk menyongsong
pembangunan bangsa dalam mengisi kemerdekaan. Guru dengan segala kemampuannya
dan daya upayanya mempersiapkan pembelajaran bagi peserta didiknya. Sehingga
tidak salah jika kita menempatkan guru sebagai salah satu kunci pembangunan
bangsa menjadi bangsa yang maju dimasa yang akan datang. Dapat dibayangkan jika
guru tidak menempatkan fungsi sebagaimana mestinya, bangsa dan negara ini akan
tertinggal dalam kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang kian waktu tidak
terbendung lagi perkembangannya.
Bangsa
yang berkualitas adalah bangsa yang maju pendidikannya. Karena pendidikan
adalah penentu sebuah bangsa menjadi berkembang dan berkualitas. Kiranya
komitmen dan cara pandang seperti inilah yang seharusnya dimiliki dan tertanam
dalam pikiran semua orang dalam bangsa. Karena pendidikan merupakan sesuatu
yang sangat vital bagi pembentukan karakter sebuah peradapan dan kemajuan yang
mengiringnya.
Guru
mempunyai tanggung jawab menyusun strategi pembelajaran yang menarik dan yang
disenangi siswa, yakni rencana yang cermat agar peserta didik dapat belajar,
butuh belajar, terdorong belajar, mau belajar, dan tertarik untuk terus menerus
mempelajari pelajaran.
“Pendidikan
bukanlah segala-galanya, namun segala-galanya berawal dari pendidikan” pernah
saya dengar peribahasa seperti itu. Di dalam sebuah jejaring sistem pendidikan
yang begitu kompleks, guru berperan sangat sentral di sana. Kualitas seorang guru adalah dengan
bagaimana ia mengabdi, bagaimana cara ia mencintai profesinya. Ketika ia
mencintai profesinya maka pengabdiannya akan seluruhnya diberikan pada
siswa-siswanya, akan dilakukan yang terbaik yang mampu dilakukan oleh guru
tersebut.
Pada
hakekatnya pendidikan dalam konteks pembangunan nasional mempunyai tiga fungsi,
yaitu sebagai pemersatu bangsa, penyaman dan pemberian kesempatan, dan
pengembangan potensi diri. Pendidikan diharapkan dapat mempererat keutuhan
bangsa dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), memberi kesempatan yang
sama bagi setiap warga negara untuk berpartisipasi dan mengebangkan potensinya.
Seperti
contoh gambar diatas dapat di deskripsikan bahwa gutu tersebut tak mengenal
lelah dan tempat, guru mengabdi dengan tulus mencerdaskan anak bangsa bukan
karena tempat dimana beliau bertugas, tetapi memang karena pengabdian yang
tulus untuk mencerdaskan para penerus bangsa.
Mereka
memang pahlawan tanpa tanda jasa yang benar-benar terus berjuang untuk negeri
ini. Kesediaan
seorang guru ditempatkan dipelosok terpencil ataupun di daerah transmigrasi
adalah pengabdian yang juga menuntut pengorbanan. Dikatakan pengabdian karena
ia mengajar disitu tanpa menerima gaji dari pemerintah, tanpa diurus oleh pihak
berwenang usul pengangkatannya, ia hanya bertanggung jawab untuk kemajuan dan
kecerdasan masyarakat atau bangsanya. Ia hanya menerima penghargaan dan belas
kasihan dari masyarakat setempat. Pengorbanan yang ia berikan berupa tenaga,
pikiran, waktu untuk kepentingan anak didiknya.
Tanggung
jawab guru yang terpenting adalah merencanakan dan menuntut murid-murid melakukan
kegiatan-kegiatan belajar untuk mencapai pertumbuhan dan perkembangan yang
diinginkan serta membina kurikulum sekolah. Selain itu tanggung jawab seorang
guru juga dengan membina siswa agar menjadi manusia berwatak (berkarakter),
yang sudah pasti bukan pekerjaan yang mudah. Mengembangkan watak dan
kepribadiannya para siswa, sehingga mereka memiliki kebiasaan, sikap,
cita-cita, berpikir dan berbuat, berani dan bertanggung jawab, ramah dan mau bekerja
sama, bertindak atas dasar nilai-nilai moral yang tinggi, semuanya menjadi tanggung
jawab guru.
Dengan
demikian tugas dan tanggungjawab guru tidak dapat dibatasi oleh ruang dan
waktu. Dia tidak terikat oleh keterbatasan jam dan kelas untuk mendidik. Karena
proses belajar tidak hanya dilakukan di sekolah namun dibutuhkan di lingkungan
untuk membentuk karakter dan kepribadian siswa, atau sekurang-kurangnya dapat
membentuk landasan yang berarti untuk bekal siswa selanjutnya.
Terima
kasih untuk semua Guru, khususnya untuk para Guru yang telah berjuang
didaerah-daerah yang terpencil, yang terus mengabdi dalam segala keterbatasan
dan tidak pernah menyerah.
“Hiduplah untuk memberi
sebanyak-banyaknya, bukan untuk menerima sebanyak-banyaknya” (Pak Harfan, dalam film Laskar Pelangi)”