Berikut penjelasan lebih mendetail mengenai BIOS standard dan Feature(advanced) BIOS. Untuk lebih jelasnya ikuti penjelasan berikut.
Standard Bios Setup
1. Date
Disini harus men-setting taggal yang sesuai untuk real time clock.
2. Time
Disini setting-lah waktu yang tepat untuk real time clock. Sebuah real time clock yang salah disetting dapat saja menimbulakan masalah, misalnya jika real time clock ini diminta oleh sebuah online-banking-software sebagai keriteria(kewajaran). Selain itu apa bila ingin mengetahui apakah BIOS dapat mengatasi masalah tahun 2000 (Y2K) yang telah dikenal, maka settinglah tanggalnya menjadi tangga 13.12.1999 dan jamnya menjadi 23:57.
Simpanlah setting tersebut dan kemudian matikan komputernya. Setelah lima menit berlalau anda dapat men-startup komputer itu kembali dan memeriksa tanggalnya dengan bantuan perintah date yang ada didalam DOS-mode.
3. Harddisk
Digunakan untuk mengubah settingan hardisk semua channel IDE dapat dikonfigurasikan disini, mulai dari primary master, primary slave, secondary master, secondary slave. Kolom “type” digunakan untuk menentukan parameter yang akan digunakan hardisk. BIOS sudah memiliki 46 konigurasi yang sudah tersimpan. Pilihan “None” berarti tidak ada hardisk yang terpasang. Jika anda hanya menggunakan hardisk SCSI pilihlah “none “diseluruh chennel yang ada “auto” berarti akan membuat BIOS melakukan auto deteksi ketika proses booting dilakukan.
Proses auto deteksi ini akan terus dilakukan setiap kali komputer anda melakukan booting. Pilihan ini baik dilakukan jika anda sering membongkar / pasang harddisk. Pilihan “user” akan memberian ada keleluasaan untuk mengubah parameter hardisk secara manual. Masukanlah parameter yang diberikan oleh hardisk kedalam kolom-kolom yang ada. Kolom-kolom lain digunakan untuk memasukan data jumlah cylinder, jumlah head, Jumlah SPT (sector per treck), LZone (Landing zone) dan tipe teranlasi (Normal, Large, LBA). saatini hampir seluruh harddisk berukuran besar (di atas 528 MB) menggunakan mode translasi LBA. Pilihlah “auto”pada kolom “mode” pada kolom mode.
4. Drive A, Drive B
Bagian ini dapat digunakan untuk mengkonfigurasikan floppy disk yang digunakan. Pilih ukurandan kapasitas yang digunakan. Ukuran yang tersedia adalah 3,5” dan 5,25” dengan kapasitas berfariasi mulai dari 360K, 720K, 1,2M sampai 2,88M.
Pilihan “none” jika tidak ada disk drive yang terpasang. Pada beberapa BIOS-setup terdapat pilihan untuk Floppy Mode 3. Floppy ini adalah floppy disk drive yang biasa digunakan di jepang yang merupakan disket yang berukuran 3,5” dengan kapasitas 1,2M.
5. Video
Setting ini berhubungan dengan jenis kartu gerafik, jadi biasanya “EGA/VGA“. Pilihan lain yang ada adalah CGA40, CGA80, atau MONO.
6. Halt On
Menentukan apa yang akan menyebabkan PC anda akan berhenti bekerja(halt). Pilihan “All Errors” merupakan pilihan yang biasa digunakan dan akan menyebabkan PC anda berhenti jika terjadi kesalahan disegala komponen. “All But Keyboard” akan mengabaikan kesalahan akibat keyboard. Pilihan-pilihan lain yang ada yaitu “No Error”, All But Diskette dan All But Disk/Key.
7. Memory
Memori adalah bagian informasi yang terpasang pada PC anda. Base memory umumnya berukuran 640KB, sisanya akan menjadi Extended Memory. Jika ditambahkan dengan Other Memory akan menghasilkan Total Memory yang tepasang dan ditampilkan pada bagian “Total Memory”.
BIOS Featur Setup
1. Virus Warning
Digunakan untuk mencegah terjadinya penulisan ke table partisi hardisk. Hal ini biasa dilakukan oleh virus untuk memperbanyak dirinya. Untuk mencegah penyebaran virus dan ketika akan melakukan instalasi sistem operasi baru, pilihlah “disabel”pada keadaan “enabel”, ketika akan ada penulisan ke table partisi maka akan ditampilkan pesan dalam mode teks. Ketika pesan ini muncul anda dapat menjawab “yes “jika anda mengijinkan penulisan tersebut dan menjawab “No” untuk mencegah penulisan itu.
2. CPU Internal Cache
Digunakan untuk meng-enable/disable CPU Internal Cache(cache-memory level 1). Cache memory level 1 umumnya berukuran 16 sampai 64KB, separuh lagi untuk data dan separuhnya lagi untuk kode perintah. Pastikan pilihan ini berada pada kondisi “enabled”.
3. External Cache
Digunakan untuk meng-enabel/disabel external ceche (cache memori level 2). Umumnya berukkuran 521KB, tapi ada juga yang berukuran 64KB (untuk 360), 128KB(untuk 486 dan Celeron seri A), 521KB(untuk Pentium dan Pentium II), 1MB (untuk Intel Xeon dan sebagian motherboard kelas Pentium). Seperti CPU Internal Cache, pastikan berada pada kondisi “enabled”. Kemudian terdapat sebuah sebuah pilihan “External Cache Write Mode”. Disini dapat ditentukan apakah akses tulisan selalu langsung mendarat baik di dalam cache maupun didalm main memori atau mula-mula akan dibuffer untuk kemudian secara perblok akan dimasukan kedalam main memori. Yang terakhir disebutkan ini disebut “Write Back“ sebagai pengganti write through dan memberikan sedikit penambahan kecepatan.
4. Quick Power On Slef Test (POST)
Adalah peroses pemeriksaan komponen PC pada saat komputer melakukan cold boot (ketika baru dinyalakan atau setelah anda tekan tombol reset ). Dalam proses ini antara diperiksa integritas memori, kesiapan card-card, dan sebaginya. Jika anda pilih “disabled” maka peroses akan dilakukan lebih lama komplit seperti pemeriksaan memori dilakuakan sampai 3 kali. Sedangkan jika anda pilih “enabled” maka proses akan dilakukan dalam waktu yang lebih singkat.
Jika anda memilih enable beberap hardisk dan cd rom belum mencapai keadaan siap kerja. Ketika proses post selesai dilaksanakan akibatnya hardisk atau cd rom anda akan dilaporkan mengalami kesalahan ketika post selesai. Jadi, jika anda mengalami masalah hardisk seperti ini, coba ubah lah pilihan ini menjadi “disable”.
5. Boot Sequence
Digunakan untuk menentukan urutan peroses booting yang akan dilakuka. Jika hanya akan dibooting dari hardisk pilihlah ca scsi atau c only. Jika suatu saat anda membutuhkan booting dari disket (misalkan ketika akan melakukan instalasi sistem operasi free bsd unix) anda dapat mengubahnya menjadi “a,c,scsi” menjadi permanen, karena jika suatu saat secara tak sengaja meletakan disket bervirus di drive a dan anda melakukan booting dari drive, maka PC anda akan memiliki kemungkinan untuk ditulari virus. Beberapa bios memberikan pilihan untuk booting dari zip-drive serta dari LAN (local area network).
Standard Bios Setup
1. Date
Disini harus men-setting taggal yang sesuai untuk real time clock.
2. Time
Disini setting-lah waktu yang tepat untuk real time clock. Sebuah real time clock yang salah disetting dapat saja menimbulakan masalah, misalnya jika real time clock ini diminta oleh sebuah online-banking-software sebagai keriteria(kewajaran). Selain itu apa bila ingin mengetahui apakah BIOS dapat mengatasi masalah tahun 2000 (Y2K) yang telah dikenal, maka settinglah tanggalnya menjadi tangga 13.12.1999 dan jamnya menjadi 23:57.
Simpanlah setting tersebut dan kemudian matikan komputernya. Setelah lima menit berlalau anda dapat men-startup komputer itu kembali dan memeriksa tanggalnya dengan bantuan perintah date yang ada didalam DOS-mode.
3. Harddisk
Digunakan untuk mengubah settingan hardisk semua channel IDE dapat dikonfigurasikan disini, mulai dari primary master, primary slave, secondary master, secondary slave. Kolom “type” digunakan untuk menentukan parameter yang akan digunakan hardisk. BIOS sudah memiliki 46 konigurasi yang sudah tersimpan. Pilihan “None” berarti tidak ada hardisk yang terpasang. Jika anda hanya menggunakan hardisk SCSI pilihlah “none “diseluruh chennel yang ada “auto” berarti akan membuat BIOS melakukan auto deteksi ketika proses booting dilakukan.
Proses auto deteksi ini akan terus dilakukan setiap kali komputer anda melakukan booting. Pilihan ini baik dilakukan jika anda sering membongkar / pasang harddisk. Pilihan “user” akan memberian ada keleluasaan untuk mengubah parameter hardisk secara manual. Masukanlah parameter yang diberikan oleh hardisk kedalam kolom-kolom yang ada. Kolom-kolom lain digunakan untuk memasukan data jumlah cylinder, jumlah head, Jumlah SPT (sector per treck), LZone (Landing zone) dan tipe teranlasi (Normal, Large, LBA). saatini hampir seluruh harddisk berukuran besar (di atas 528 MB) menggunakan mode translasi LBA. Pilihlah “auto”pada kolom “mode” pada kolom mode.
4. Drive A, Drive B
Bagian ini dapat digunakan untuk mengkonfigurasikan floppy disk yang digunakan. Pilih ukurandan kapasitas yang digunakan. Ukuran yang tersedia adalah 3,5” dan 5,25” dengan kapasitas berfariasi mulai dari 360K, 720K, 1,2M sampai 2,88M.
Pilihan “none” jika tidak ada disk drive yang terpasang. Pada beberapa BIOS-setup terdapat pilihan untuk Floppy Mode 3. Floppy ini adalah floppy disk drive yang biasa digunakan di jepang yang merupakan disket yang berukuran 3,5” dengan kapasitas 1,2M.
5. Video
Setting ini berhubungan dengan jenis kartu gerafik, jadi biasanya “EGA/VGA“. Pilihan lain yang ada adalah CGA40, CGA80, atau MONO.
6. Halt On
Menentukan apa yang akan menyebabkan PC anda akan berhenti bekerja(halt). Pilihan “All Errors” merupakan pilihan yang biasa digunakan dan akan menyebabkan PC anda berhenti jika terjadi kesalahan disegala komponen. “All But Keyboard” akan mengabaikan kesalahan akibat keyboard. Pilihan-pilihan lain yang ada yaitu “No Error”, All But Diskette dan All But Disk/Key.
7. Memory
Memori adalah bagian informasi yang terpasang pada PC anda. Base memory umumnya berukuran 640KB, sisanya akan menjadi Extended Memory. Jika ditambahkan dengan Other Memory akan menghasilkan Total Memory yang tepasang dan ditampilkan pada bagian “Total Memory”.
BIOS Featur Setup
1. Virus Warning
Digunakan untuk mencegah terjadinya penulisan ke table partisi hardisk. Hal ini biasa dilakukan oleh virus untuk memperbanyak dirinya. Untuk mencegah penyebaran virus dan ketika akan melakukan instalasi sistem operasi baru, pilihlah “disabel”pada keadaan “enabel”, ketika akan ada penulisan ke table partisi maka akan ditampilkan pesan dalam mode teks. Ketika pesan ini muncul anda dapat menjawab “yes “jika anda mengijinkan penulisan tersebut dan menjawab “No” untuk mencegah penulisan itu.
2. CPU Internal Cache
Digunakan untuk meng-enable/disable CPU Internal Cache(cache-memory level 1). Cache memory level 1 umumnya berukuran 16 sampai 64KB, separuh lagi untuk data dan separuhnya lagi untuk kode perintah. Pastikan pilihan ini berada pada kondisi “enabled”.
3. External Cache
Digunakan untuk meng-enabel/disabel external ceche (cache memori level 2). Umumnya berukkuran 521KB, tapi ada juga yang berukuran 64KB (untuk 360), 128KB(untuk 486 dan Celeron seri A), 521KB(untuk Pentium dan Pentium II), 1MB (untuk Intel Xeon dan sebagian motherboard kelas Pentium). Seperti CPU Internal Cache, pastikan berada pada kondisi “enabled”. Kemudian terdapat sebuah sebuah pilihan “External Cache Write Mode”. Disini dapat ditentukan apakah akses tulisan selalu langsung mendarat baik di dalam cache maupun didalm main memori atau mula-mula akan dibuffer untuk kemudian secara perblok akan dimasukan kedalam main memori. Yang terakhir disebutkan ini disebut “Write Back“ sebagai pengganti write through dan memberikan sedikit penambahan kecepatan.
4. Quick Power On Slef Test (POST)
Adalah peroses pemeriksaan komponen PC pada saat komputer melakukan cold boot (ketika baru dinyalakan atau setelah anda tekan tombol reset ). Dalam proses ini antara diperiksa integritas memori, kesiapan card-card, dan sebaginya. Jika anda pilih “disabled” maka peroses akan dilakukan lebih lama komplit seperti pemeriksaan memori dilakuakan sampai 3 kali. Sedangkan jika anda pilih “enabled” maka proses akan dilakukan dalam waktu yang lebih singkat.
Jika anda memilih enable beberap hardisk dan cd rom belum mencapai keadaan siap kerja. Ketika proses post selesai dilaksanakan akibatnya hardisk atau cd rom anda akan dilaporkan mengalami kesalahan ketika post selesai. Jadi, jika anda mengalami masalah hardisk seperti ini, coba ubah lah pilihan ini menjadi “disable”.
5. Boot Sequence
Digunakan untuk menentukan urutan peroses booting yang akan dilakuka. Jika hanya akan dibooting dari hardisk pilihlah ca scsi atau c only. Jika suatu saat anda membutuhkan booting dari disket (misalkan ketika akan melakukan instalasi sistem operasi free bsd unix) anda dapat mengubahnya menjadi “a,c,scsi” menjadi permanen, karena jika suatu saat secara tak sengaja meletakan disket bervirus di drive a dan anda melakukan booting dari drive, maka PC anda akan memiliki kemungkinan untuk ditulari virus. Beberapa bios memberikan pilihan untuk booting dari zip-drive serta dari LAN (local area network).
6. Swap Floppy Drive
Dapat digunakan untuk menukar posisi drive a dan drive b. Jika anda buat menjadi “enabled” maka drive akan menjadi drive b dan sebaliknya. Dengan demikian anda dapat melakukan booting tidak hanya dari satu drive, melainkan dari dua disk drive.
7. Boot Up Floppy Seek
Apabila pilihan ini berada diposisi “enabled”, maka bios akan mencari tahu apakah yang digunakan adalah floppy drive 40 track yang lama atau 80 track yang baru dengan cara menggerakan head nya kesuatu track diatas track 40. Buatlah menjadi “disable” untuk mempercepat booting.
8. Floppy Disk Access Control
Pilihan ini digunakan untuk menentukan hak akses yang diberikan ke floppy disk. Pilihan yang ada adalah read only dan R/W. Pilihan read only akan menyebabkan floppy disk anda hanya dapat dibaca tanpa bisa ditulis. Pilihan ini dapat digunakan untuk proteksi agar data dari PC anda tidak dapat disalin ke luar melalui disket, sedangkan pilihan “R/W”adalah keadaan normal dimana proses baca dan tulis floppy disk diijinkan.
9. Boot Up Numblock Status
Apabila dibuat enable, maka bios akan mengaaktifkan fungsi numlock pada extended di keyboard pada saat booting. Dengan demikian, maka block tombol yang ada disebelah kanan akan bekerja sebagi tombol angka dan bukan tombol kursor.
10. Boot System Speed
Menentukan keadaan PC ketia boot up. Jika pilihan ini tidak ada, maka keadaan adalah “high”, kondisi”low” digunakan untuk memperlambat PC. Dilakukan untuk memperlambat PC, dilakukan antara lain dengan mematikan cache memory.
11. Gate A20 Option
Menentukan keadaan dari jalur 20. Normal merupakan metode yang telah lama dengan menggunakan keyboard controller, sedangkan “fast” adalah metode yang berlaku sekarang ini dan lebih cepat dengan mengunakan chipsets.
12. Typematic Rate Setting
Apabila dibuat enable,maka pilihan-pilihan berikut ini, yaitu typematic rate (chars/sec) dan typematic delay(msec) dapat diubah. Pilihan pertama menentukan berapa banyak karakter yang akan dikirim tiap detik ketika dideteksi adanya penekanan tombol berulang. Sedangkan pilihan kedua menentukan berapa lama sebuah tombol ditekan agar dianggap sebagai penekanan tombol berulang.
13. Security Option
Digunakan untuk menentukan kapan password akan ditanyakan. Pilihan “setup” akan menyebabkan password akan ditanya ketika bios-setup dijalankan, sedangkan pilihan “system” akan menyebabkan password akan ditanya setiap kali PC melakukan booting.
14. PS/2 Mous Function Control
Apa bila dibuat menjadi “auto”, maka pada saat booting bios akan mencari sebuah PS/2-mouse. Apabila PS/2-mouse tidak dapat ditemukan, maka akan di bebaskan untuk komponen lain yang memerlukan. Dengan “disabled”, maka tidak akan dilakukan pengecekan tersebut.
15. PCI/VGA Palette Snoop
Pilihan standardnya adalah “disabled”. Tapi jika anda menggunakan mpeg card pada slot ISA dan mengalami kesalahan pada palet warna maka ubahlah menjadi “enable”
16. Os Selector For Dram>4 Mb
Jika anda menggunakan OS/2warp dan memiliki memori lebih dari 64Mb maka buatlah menjadi “enabled”, tapi jika anda menggunakan OS/2 warp atau memori anda lebih kecil dari 64Mb ubahlah menjadi disable.
17. System / Vodeo Bios ShedowPada keadaan “enabled“, maka isi ROM BIOS sistem dan video yang lambat akan di shadow ke RAM yang lebih cepat. Tapi saat ini, pilihan ini kadang-kadang tidak ada lagi di bios. Karena sudah dilakukan secara otomatis. Proses shadow ini sangat mempengaruhi sistem operasi dos dan aplikasi-aplikasinya. Sedangkan sistem operasi lain seperti windows 9x sudah melakukannya secara langsung melalui driver-drivernya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar