Rabu, 28 Desember 2011

Mesin Terbang yang Sempurna

    Burung bukanlah satu-satunya makhluk yang dapat terbang, beberapa jenis serangga juga dilengkapi dengan kemampuan terbang yang melebihi kemampuan burung. Kupu-kupu Raja dapat terbang dari Amerika Utara hingga ke pedalaman Benua Amerika. Para evolusionis menyatakan bahwa serangga mulai terbang sejak 300 juta tahun yang lalu. Meski demikian, mereka tidak mampu memberikan jawaban tuntas terhadap pertanyaan-pertanyaan mendasar seperti: bagaimana caranya serangga pertama membentuk sayap-sayapnya, memulai terbang, dan bisa diam di udara? Evolusionis hanya menyatakan bahwa beberapa lapis kulit tubuhnya mungkin telah berubah menjadi sayap. Sadar akan tidak meyakinkannya pernyataan mereka, mereka juga menyatakan bahwa contoh bentuk-bentuk fosil yang menguatkan penilaian ini tidak tersedia lagi. Padahal, rancangan sempurna pada sayap serangga tidak meninggalkan ruang bagi kejadian kebetulan.

هُوَ اللَّهُ الْخَالِقُ الْبَارِئُ الْمُصَوِّرُ لَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى يُسَبِّحُ لَهُ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ وَهُوَ الْعَزِيزُ الْحَكِيمُ
Artinya : Dia-lah Allah Yang Menciptakan, Yang Mengadakan, Yang Membentuk Rupa, Yang Mempunyai Nama-Nama Yang Paling Baik. Bertasbih kepada-Nya apa yang ada di langit dan di bumi. Dan Dia-lah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.
(Surat Al Hasyr : 24)

    Sayap capung tidak dapat dilipat pada tubuhnya. Selain itu, cara otot terbang digunakan ketika sayap bergerak, berbeda dengan kebanyakan serangga lainnya. Karena sifat ini, para evolusionis menyatakan bahwa capung adalah “serangga terbelakang.”

 Padahal sebaliknya, sistem terbang makhluk yang disebut “serangga terbelakang” ini tidak lain adalah keajaiban perancangan. Capung dapat mendadak berhenti dan mulai terbang kembali dengan arah berlawanan. Atau, capung dapat tetap diam di udara untuk berburu, dan dapat bergerak dengan sangat cepat menuju mangsanya. Ia dapat mempercepat gerakannya hingga kecepatan yang sangat mengejutkan untuk seekor serangga, yaitu 25 mil per jam(40 kilometer/jam), yang dapat disejajarkan dengan seorang atlet lari 100 meter di Olimpiade dengan kecepatan 24,4 mil per jam (39 kilometer/jam).

بَدِيعُ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَإِذَا قَضَى أَمْراً فَإِنَّمَا يَقُولُ لَهُ كُن فَيَكُونُ
Artinya: Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya, “Jadilah!” Lalu jadilah ia.
(Surat Al-Baqarah: 117)

Capung memiliki sepasang mata, tiap matanya memiliki sekitar 30 ribu lensa berbeda. Dua mata nyaris bulat, masing-masing hampir separuh ukuran kepalanya, memberi pandangan yang sangat luas. Karena mata-mata ini, capung hampir selalu dapat mengetahui keadaan di belakangnya.
    Bagian tubuh yang paling penting dari capung adalah sayapnya. Akan tetapi, tidaklah mungkin menggunakan model evolusi perkembangan untuk menjelaskan cara terbang yang memungkinkan penggunaan sayap ini. Pertama, teori evolusi tidak punya penjelasan tentang masalah asal mula sayap, karena sayap hanya dapat bekerja jika berkembang bersama sekaligus agar dapat bekerja dengan benar. Dengan kata lain, capung memang diciptakan oleh Allah dan tidak pernah “berevolusi.”
    Kerangka serangga terbentuk dari zat yang kokoh dan melindunginya, yang disebut kitin. Zat ini diciptakan dengan kekuatan yang cukup untuk membentuk rangka luar. Bahan ini juga cukup lentur untuk digerakkan oleh otot-otot yang digunakan untuk terbang. Cara kerja pada sayap capung yaitu bergerak secara berlawanan, ketika dua sayap di depan terangkat, maka kedua sayap belakangnya bergerak turun. Dua kelompok otot yang berlawanan menggerakkan sayap-sayap tersebut. Otot-otot tersebut terikat pada tuas di dalam tubuh. Ketika satu kelompok otot menarik sepasang sayap dengan mengerut, kelompok otot yang lain membuka sepasang sayap lainnya dengan serta merta. Helikopter naik dan turun dengan cara yang serupa. Hal ini memungkinkan capung untuk diam di udara, bergerak mundur atau seketika mengubah arah.
    Kemustahilan pernyataan teori evolusi kembali ketika kita mencoba dengan menggunakan akal untuk menemukan asal mula peralihan yang menakjubkan ini. Teori evolusi menyatakan bahwa “semua makhluk muncul melalui perubahan acak”. Padahal, metamorfosis capung merupakan suatu proses yang sangat rumit dan tidak memberi celah bahkan untuk satu kesalahan kecil pun pada tiap-tiap tahap yang dilaluinya. Rintangan terkecil dalam setiap tahap ini akan mengakibatkan metamorfosis tidak sempurna yang mengakibatkan luka atau kematian capung. Metamorfosis benar-benar merupakan daur hidup dengan “kerumitan yang tak tersederhanakan” sehingga menjadi bukti perancangan yang nyata. Pendeknya, metamorfosis capung merupakan satu dari sekian banyak bukti nyata mengenai betapa sempurnanya Allah menciptakan makhluk hidup. Seni mengagumkan dari Allah terwujud dengan sendirinya bahkan dalam seekor serangga.
    Capung dapat mengembara dengan kecepatan 25 mil per jam (40 kilometer/jam). Bahkan serangga yang lebih kecil dapat mencapai kecepatan hingga 31 mil per jam (50 kilometer/jam). Kecepatan ini sebanding dengan manusia yang melakukan perjalanan dengan kecepatan ribuan mil per jam, apabila menggunakan pesawat jet.

وَفِي خَلْقِكُمْ وَمَا يَبُثُّ مِن دَابَّةٍ آيَاتٌ لِّقَوْمٍ يُوقِنُونَ
Artinya: Dan pada penciptaan kamu dan pada binatang-binatang yang melata yang bertebaran (di muka bumi) terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) untuk kaum yang meyakini.
(Surat al-Jatsiyah: 4)

    Darwin mengatakan, “Jika bisa ditunjukkan bahwa alat-alat tubuh yang rumit itu ada, yang tidak mungkin telah terbentuk oleh perubahan yang kecil yang banyak dan bertahap, maka teori saya akan benar-benar runtuh”. Ketika membaca artikel ini, mungkin Anda akan merasa bahwa teori Darwin benar-benar runtuh, tepat seperti yang ia takutkan akan terjadi.
    Makhluk-makhluk hidup di alam memiliki sistem tubuh yang teramat rumit. Pengamatan seksama pada bulu-bulu seekor burung, sistem sonar pada kelelawar, atau bentuk sayap seekor capung, mengungkap rancangan yang rumit dan mencengangkan tersebut. Rancangan-rancangan ini jelas menunjukkan bahwa seluruh makhluk hidup diciptakan tanpa cela oleh Allah.
    Teori evolusi yang dikemukakan oleh Charles Darwin pada abad ke-19 mengingkari penciptaan dan berpendapat bahwa rancangan di alam muncul menjadi ada secara “tiba-tiba dan tanpa sengaja” melalui proses alamiah. Menurut teori evolusi, cara kerja peristiwa alamiah ini adalah “perubahan bertahap.”
    Perkembangan ilmu pengetahuan dalam abad ke-20 bagaimanapun telah menunjukkan bahwa rancangan pada makhluk hidup tidak dapat terbentuk melalui “perubahan bertahap.” Tubuh makhluk hidup terdiri atas alat-alat tubuh yang terbentuk dari bagian-bagian rumit, sehingga ketiadaan salah satu dari bagian ini saja akan menjadikan alat tubuh tesebut tidak berfungsi. Bahkan alat-alat tubuh “rumit tak tersederhanakan” ini saja sudah jelas membuktikan bahwa kehidupan tidak dapat dijelaskan melalui sebab-sebab alamiah, melainkan telah diciptakan dengan sempurna oleh Allah.


(Harun Yahya)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar