Jumat, 26 April 2013

Cinta Anak kepada Orang Tua





Setiap manusia pasti membutuhkan cinta, karena pada dasarnya manusia tidak pernah lepas dari yang namanya cinta. Manusia bisa mendapatkan dan merasakan cinta dari siapapun, di manapun, dan kapanpun. Contoh yang sudah tidak asing lagi yaitu cinta kita kepada Tuhan sang pencipta, cinta kepada orang tua atau anak, cinta kepada sesama manusia, dan cinta kepada sahabat.
Menurut kamus umum bahasa Indonesia karya W.J.S. Poerwadarminta, Cinta adalah rasa sangat suka atau sayang (kepada) ataupun rasa sangat kasih atau sangat tertarik hatinya. Sedangkan kata kasih, artinya perasaan sayang atau cinta (kepada) atau sangat menaruh belas kasihan. Dengan demikian cinta kasih dapat diatikan sebagai perasaan suka (sayang) kepada seseorang yang disertai dengan menaruh belas kasihan.
Seperti gambar tersebut merupakan bentuk cinta seorang anak kepada ibunya, anak itu merasakan kenikmatan dan kenyamanan selama ia dekat dengan ibunya dan kasih sayang itu akan dibuktikan anak dengan tingkah atau perilaku yang baik. Anak akan memberikan semua yang terbaik untuk ibunya dan ingin selalu ibunya bahagia. Sebaliknya dengan orang tua, mereka pun rela mengorbankan apa saja demi kebahagiaan anak-anaknya.
Orang tua dan anak memiliki ikatan batin yang kuat sehingga cinta kasih terhadap orang tua dan anak muncul secara alami. Karena pada saat ibu mengandung selama 9 bulan menjaga dan merawat anaknya dalam kandungan. Sang ayah pun dengan sabar menunggu dan memberi motivasi agar semua baik-baik saja. Ibu memberikan asupan gizi pada saat kita berada dalam kandungan, memberikan perlindungan dan cinta kasih, tanpa pamrih. Begitu pula setelah kita dilahirkan, kedua orang tua kita berusaha merawat, membesarkan, bekerja demi menghidupi sang anak dan mendidik anaknya dengan baik agar sang anak bisa tumbuh dan berkembang dengan baik, dan berharap kelak menjadi seorang anak yang bisa membanggakan, sukses dunia maupun akhirat, dan  seorang anak yang membahagiakan kedua orang tuanya.
Terkadang pada saat beliau marah itu hanya demi kebaikkan kita yang mereka anggap itu adalah salah dan tujuannya adalah untuk kita dapat belajar dari kesalahan yang telah kita lakukan sebelumnya. Tetapi biasanya sang anak malah akan marah atau kesal dengan apa yang orang tua nasihati kepada kita. Menurut ajaran agama islam seorang anak tidak boleh berkata atau intonasinya lebih tinggi dari apa yang orang tua kita bicarakan. Hal seperti ini jangan lah ditiru oleh seorang anak, sebaiknya kita bersikap dan berbicara lebih lembut dan santun kepada orang tua kita.
Jika terjadi perbedaan pendapat hendaknya tidak saling memaksakan kehendaknya masing-masing, tapi harus dicari solusinya bersama-sama sehingga terwujud keluarga yang harmonis tanpa ada pertengkaran bahkan perpecahan keluarga. Sehingga cinta tak membuat seseorang merasa menderita karena ingin selalu memberikan  yang terbaik tapi akhirnya malah membawa derita baginya. 
Orang tua mana yang tidak bangga melihat anaknya sukses, dengan melihat anaknya yang sukses orang tua merasa puas dengan kerja keras yang beliau lakukan untuk kita. Oleh karena itu sebagai seorang anak, untuk membalas budi yang telah di berikan orang tua kepada kita hanyalah dengan memberikan do’a pada saat kita sholat agar mereka diberi perlindungan dunia maupun akhirat oleh-Nya.
Kesuksesan yang diraih oleh seorang anak tidak akan berhasil tanpa adanya peran dan lantunan doa dari kedua orang tua kita. Dan kesuksesan yang kita dapat tidak akan berguna tanpa adanya akhlak yang baik dalam diri seorang anak terutama kepada orang tuanya. Sehingga akhlak yang baik yang dimiliki oleh seorang anak merupakan kebahagiaan utama yang dirasakan oleh orang tua.
Salah satu wujud atau ungkapan cinta seorang anak kepda orang tua adalah pada saat kita mencium tangan pada saat bepergian, seseorang yang terbiasa dengan hal ini mempunyai sikap patuh kepada orang tuanya. Karena pada saat mencium tangan orang tua sebelum bepergian berarti dia meminta izin atau restu kepada orang tua. Ini merupakan sikap bertanggung jawab seorang anak, lebih tepatnya sikap patuh kepada orang tua. Orang tua pun tidak cemas dengan anak-anak mereka yang sedang berada di sekolah, sedang jalan-jalan bersama teman ataupun sedang merantau karena mereka(orang tua) yakin anaknya selalu minta restu sebelum bepergian. Adapula seorang anak yang ingin menjadi berarti dihadapan orang tuanya dengan beberapa usaha yang bisa ia lakukan. Diantaranya, membantu orang tua, berusaha berprestasi dan menjadi orang sukses. Tak diragukan lagi, ketika salah satu dari orang tua kita ada yang sakit, seorang anak sewajarnya berusaha untuk merawat orang tuanya. Semua itu merupakan usaha untuk membahagiakan orang tua dalam rangka wujud cintanya kepada kedua orang tua kita.  
Cinta seorang anak kepada orang tua tidak akan menyadari bahwa cintanya akan membuat mereka takut untuk kehilangan keduanya, padahal semua itu(kedua orang tua) hanyalah titipan dari Allah SWT kepada kita. Dan apabila sewaktu-waktu sang pencipta ingin mengambilnya, maka kita haruslah ikhlas. Seperti halnya semua yang  kita miliki dalam hidup ini  pada hakekatnya merupakan titipan Sang Khalik, Zat yang maha memiliki dan maha berkuasa  atas seluruh  alam semesta ini. Sebagai manusia kita hanya diberi Sang Pemilik hak pakai sementara. Waktu dan masa pakainya tidak ada yang tahu pasti, tergantung Sang Pemilik kapan Dia akan mengambil lagi semua yang pernah dititipkan pada kita
Perwujudan cinta ini tidak boleh bertentangan dengan ajaran yang terdeapat di Al Qur’an dan Sunnah. Cinta yang berlebihan justru tidak akan melahirkan kebahagiaan dan kesempurnaan tujuan yang hendak dicapai. Wujud kecintaan seseorang ini bisa ditunjukkan dengan tingkah lakunya atau akhlaknya. Allah SWT sendiri telah mengutus Rasulullah SAW untuk menyempurnakan akhlak dan sebagai teladan yang baik bagi seluruh umat manusia terutama umat Islam. Dengan begitu, tiap perilaku yang hendak dilakukan sepatutnya bercermin pada al Qur’an dan Sunnah melalui Rasulullah SAW yang memang diutus untuk menyempurnakan akhlak.
Memiliki anak-anak yang cerdas adalah harapan dan impian tiap orang tua terutama ibu yang melahirkan anaknya. Anak yang cerdas dengan investasi yang memadai merupakan pilihan dan keinginan yang bijak dan rasional yang memerlukan persiapan-persiapan yang panjang. Berbuat baik, santunlah kepada kedua orang tua kita, karena ibu ialah seseorang yang membangun surga bagi anak-anaknya di masa depan. Ibu adalah lingkungan pertama seorang anak mengenal ilmu pengetahuan, ibulah yang pertama kali mengajarkan anaknya, membentuk kepribadiannya, kecerdasannya, dan membentuk mentalitas anaknya.
“Rabb-mu telah memerintahkan kepada manusia janganlah ia beribadah melainkan kepada-Nya dan hendaklah berbuat baik kepada kedua orang tuanya dengan sebaik-baiknya. Dan jika salah satu dari keduanya atau kedua-duanya telah berusia lanjut di sisimu maka janganlah katakana kepada keduanya ‘ah’ dan janganlah kamu membentak keduanya. Katakanlah kepada keduanya perkataan yang mulia dan rendahkanlah dirimu terhadap keduanya dengan penuh kasih sayang. Dan katakanlah, ‘Wahai Rabb-ku sayangilah keduanya sebagaimana mereka menyayangiku di waktu kecil.” (Q.S Al-Isra [17]:23-24)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar